HP dan Gadget untuk Anak SD, Seberapa Penting?
Oleh:
Peni
Septiana Surahmad, Diana Fitri Asih, Dina Anastia Muntazia
(Mahasiswa
Fakultas Psikologi UMS, penerima Beasiswa Unggulan BPKLN Kemendikbud)
Terbit: Radar Pekalongan, 27 Maret 2012
HANDPHONE
(HP) sudah merupakan kebutuhan pokok di masyarakat pada era sekarang. Bahkan di
masyarakat ekonomi menengah ke bawah pun HP bukan lagi barang langka. Dalam
kelompok usia pengguna, anak-anak sekolah dasar sampai mereka yang telah
berusia lanjut memegang alat komunikasi ini.
Ragam
HP juga semakin canggih. Pada era sekarang HP telah banyak dilengkapi dengan
fitur-fitur canggih, misalnya kamera, mp3, games, internet, dan banyak fitur
lainnya. Semalin banyak fitur yang dimiliki oleh sebuah HP, makin canggihlah HP
tersebut.
Pada
segi-segi tertentu, HP mereprensentasikan status sosial seseorang. Semakin atas
status sosial seseorang, harus semakin canggih pula HP yang dimiliki. Tetapi
untuk seseorang yang berstatus sosial menengah ke bawah, HP hanya berfungsi
sebagai alat komunikasi antarsesama.
Kemarakan
penggunaan HP dewasa ini menjadi peluang bagi kalangan tertentu untuk
memanfaatkan dengan berbagai kreatifitas. Misalnya untuk share ilmu,
konsultasi, dan sebagainya. Secara fleksibel, mereka bisa tetap saling bertukar
pikiran dengan berkomunikasi tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Bekal HP dan Gadget
Tulisan ini akan mencoba mengaitkan
fenomena penggunaan HP itu di dunia anak-anak, yang tentu terkait dengan
Psikologi, tepatnya Psikologi Perkembangan Anak, yaitu cabang dari Psikologi
yang mempelajari perkembangan dan perubahan aspek kejiwaan pada anak.
Menurut teori Erickson, perilaku
anak usia 6-12 tahun sudah mulai terintergrasi. Mereka akan menggunakan energi
fisik dan psikologis untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, sehingga anak pada
usia ini rajin dalam melakukan sesuatu. Apabila dalam tahap ini anak terlalu
mendapat tuntutan dari lingkungan dan tidak berhasil memenuhinya, maka akan
timbul rasa rendah diri.
Pada
sisi lain, dampak dari kemajuan IPTEK, secara tidak sadar kita telah diperbudak
oleh teknologi. Kita menjadi lebih individual dengan adanya “teman bermain”
yang setia, dan menjadi gelisah atau sedih karena jauh dari HP. Memang secara
garis besar HP merupakan alat komunikasi yang moderen, tetapi kita juga harus
tahu alat ini bisa menjadi musuh bagi kita, terutama anak-anak.
Dampak
positif yang didapatkan anak adalah ilu tentang teknologi yang bisa menambah
pengetahuannya, tetapi di samping itu juga dampak negatif berupa sikap
ketagihan dengan barang tersebut dan bisalupa dengan tugas utamanya. Bahkan ada
beberapa anak yang sudah lebih dahulu mendewasakan diri karena melihat
informasi yabg tidak layak dilihat oleh anak seumur itu.
Perkembangan
semacam itu akan mempermudah pengguna HP untuk melakukan semua kegiatannya.
Mulai dari urusan pribadi, hiburan, bahkan bisnis. Alasan inilah yang
menjadikan orangtua membekali anak-anaknya dengan HP atau gadget. Mereka
beralasan agar lebih mudah memantau kegiatan dan berkomunikasi dengan
anak-anaknya, karena mungkin memang mereka terlalu sibuk sehingga tidak bisa
mendampingi anak-anaknya.
Orangtua
zaman sekarang terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Mereka lebih mementingkan
materi untuk hidup kehidupan keluarganya agar hidup berkecukupan ketimbang
memikirkan anak-anaknya. Mereka berpikir memenuhi kebutuhan fisik anak lebih
utama dibanding kebutuhan jiwanya. Selain itu, mereka beranggapan bekerja keras
adalah bekerja siang dan malam tanpa henti, dan tidak mau berpikir tentang
keadaan anak dan keluarganya.
Kebanyakan
orangtua zaman sekarang menyerahkan pola asuh anak kepada pembantu ketimbang
diasuh sendiri. Mereka lebih sering memfasilitasi anak-anaknya agar tidak
merepotkan orangtua. Mungkin sebagian anak begitu menikmati fasilitas ini,
sehingga menjadikan meraka terlalu konsumtif pada HP atau gadget.
Penggunaan
HP telah mempengaruhi anak SD untuk tren ini. Mereka berpikiran, tanpa HP akan
dianggap ketinggalan zaman. Dan, sekarang tidak sedikit siswa yang
menyalahgunakannya, tercermin dari banyaknya siswa SD yang menggunakan untuk
membuka situs-situs porno.
Kuragnya
perhatian orangtua, dan pengalihan asuh kepada pembantu, membuat pergaulan anak
tidak terkontrol dan cenderung negatif. Perasaan dan emosi anak akan menjadi
labil. Mereka mudah dipengaruhi oleh orang-orang yang negatif dalam
pergaulannya.
Membatasi, Mendampingi
Dampak
negatif itu bisa kita batasi dengan memblokir situs-situs yang dirasa berbahaya
untuk anak-anak SD, membatasi penggunaan HP atau gadget untuk waktu-waktu
tertentu, atau mendampingi saat anak-anak menggunakan alat-alat tersebut. Bila
perlu dari pihak sekolah juga harus lebih mengawasi atau meminimalisasi dampak
buruknya.
Orangtua
juga dapat membantu anak dalam pemakaian HP atau gadget, misalnya dengan
memberi perhatian yang lebih, mendampingianak ketika berasa di rumah atau
lingkungan rumah.
Ragam HP juga semakin canggih. Pada era sekarang HP telah banyak dilengkapi dengan fitur-fitur canggih, misalnya kamera, mp3, games, internet, dan banyak fitur lainnya. Semalin banyak fitur yang dimiliki oleh sebuah HP, makin canggihlah HP tersebut.
Penggunaan HP telah mempengaruhi anak SD untuk tren ini. Mereka berpikiran, tanpa HP akan dianggap ketinggalan zaman. Dan, sekarang tidak sedikit siswa yang menyalahgunakannya, tercermin dari banyaknya siswa SD yang menggunakan untuk membuka situs-situs porno.
Read Users' Comments (0)